Nuhon - Usai membaca berita dari media online terkait klarifikasi Kepala Desa Binohu atas pemberhentian dirinya sebagai pekerja pada proyek pembuatan pagar Polindes, Pekerja inisial (T) membantah kalau pernyataan kepala Desa tidak sesuai kondisi yang ada.
Hal ini dikatakan mr. T, seorang lelaki yang berprofesi sebagai pekerja yang di DO oleh kepala tukang sebut saja Mr. K, yang diduga atas suruhan pengelola paket proyek inisial (MP) dua hari sebelumnya.
Mr. T mengatakan melalui Via Telepon kepada media ini Kamis (19/7/2023) bahwa dirinya merasa diperlwkukan tidak adil baik oleh pihak MP maupun kepala Desa Binohu.
Pasalnya, baik ucapan MP melalui kepala tukang dan pernyataan kepala Desa yang mengatasnamakan masyarakatnya sangat tidak adil bagi dirinya. Mr. T mengaku ucapan ataupun pernyataan tersebut cenderung mengada-ada karena, pertama dirinya bukan pengurus partai politik, kedua alasan dirinya pekerja luar tidak berbanding lurus dengan apa yang ada mengingat ada pekerjaan lapangan Footsal yang pekerjanya dari Luar Desa.
Sebelum menyampaikan sanggahan, (T) menuturkan kronologi saat ia diberi tahu kepala tukang atasaksud pemberhentian dirinya untuk bekerja.
Hari itu, yakni pada 17/7/2023 malam sekitar pukul 20.00 WITA atau ba'da isya, (T) di telpon oleh (K) yang tidak lain adalah kepala tukang yang memintanya membantu bekerja untuk pembuatan pagar polindes sepanjang 80 meter.
Dalam pembicaraan telepon tersebut, Kepala Tukang memberitahu (T) kalau dirinya telah diberitahu oleh MP untuk memberhentikan T bekerja diproyek pembuatan pagar tersebut dengan alasan bahwasanya (T) adalah orang PKB.
"Sebenarnya saya perasaan sama ngana ini, saya cuma diberitahu MP untuk tidak mempekerjakan kamu lagi karena kamu orangnya PKB", tutur T sembari menirukan pembicaraan kepala tukang Via telepon.
Sontak (T) kaget atas ucapan kepala tukang tadi, karena menurut (T) dirinya bukanlah pengurus partai politik apapun di Desanya dan selama 5 hari bekerja tidak ada warga yang datang mengeluh kepada kepala tukang atau kepada para pekerja tentang maksud ingin bekerja, lalu kenapa bisa tiba-tiba dirinya di beritahu agar tidak masuk kerja.
(T) mengaku kalau dirinya bukan pengurus partai apapun di Desanya, dia hanyalah kepala keluarga dengan pekerjaan semrawutan, termasuk saat itu bekerja sebagai anak buah kepala tukang yang memanggilnya bekerja pada proyek pembuatan pagar Polindes Desa Binohu.
Mendengar ucapan kepala tukang, (T) tak putus asa lalu menyampaikan kepada kepala tukang agar memberinya waktu walau hanya sehari untuk bekerja, sekaligus agar bisa ada kesempatan mempertanyakan hal ini kepada MP, namun sampai sekarang permintaan T tidak dipenuhi kepala tukang.
"Kalau begitu, tolong Kase waktu saya untuk bekerja walau hanya satu hari besok, sekalian agar saya bisa klarifikasi ucapan MP itu, lagi pula kalau alasan partai politik, sampai detik ini saya bukan pengurus partai apapun di Desa", tutur T.
Alhasil, usaha T untuk bisa bekerja dalam waktu satu hari pun sampai sekarang tak kunjung ada jawaban.
Kepada media ini, (T) mengaku, kalau sewa harian selama 5 hari dia sudah terima, namun dirinya sedikit kecewa dengan pernyataan kepala Desa dalam salah satu berita di media online terbitan (18/7/2023) yang mengatakan kalau pihaknya (Kades-red) belum menerima tenaga kerja dari luar Desa, dengan alasan masih ada warga di Desa yang ingin bekerja.
Padahal, menurut (T) di Desa itu ada juga proyek pembuatan lapangan Footsal dan pekerjanya pun dari luar Desa namun alasan belum menerima pekerja dari luar sepertinya tidak diberlakukan, hanya di pekerjaan Pagar Polindes yang diberlakukan itupun dialamatkan ke dirinya yang notabene warga biasa yang harusnya perlu dibantu oleh kades bukan sebaliknya mencari alasan lain setelah masalahnya jadi Viral.
"Di Desa itu ada pembuatan lapangan Footsal dan diaitu ada pekerja dari luar Desa, kenapa hanya saya yang diberhentikan dengan alasan itu !?", tutupnya.
Pihak (T) berharap kedepan hal yang sama tidak terjadi lagi mengingat selama ini hubungan (T) dengan (MP) maupun tokoh Golkar di Nuhon dan juga warga Desa Binohu baik-baik saja.
"Anak saya itu tinggal sama Wanto, harusnya alasan politik bukanlah alasan yang harus ditimpakan sama saya, kalau Kades bilang demi mempekerjakan warga Desa, justru sampai hari ini ada pekerjaan lapangan Footsal di Binohu yang pekerjanya orang dari luar Desa, jadi apa maksud Kades mengatas namakan warga Desa tapi dalam waktu yang sama justru ada pekerjaan di Desanya yang dikerjakan oleh pekerja dari luar Desa !?" terangnya.
Terpisah, dihari yang sama Kepala Desa Binohu kepada media ini (19/7/2023) menyampaikan bahwa terkait pemberhentian T pihaknya sudah menghubungi kepala tukang karena adanya desas-desus dari warganya yang mempertanyakan keberadaan tenaga kerja dari luar Desa, oleh karena itu Kades lalu menyampaikan keluhan warganya kepada kepala tukang yang buntutnya terjadi pemberhentian rerhadap pekerja asal Desa Bolobungkang tersebut oleh kepala tukang.
"Jauh hari sebelum Isyu Viral itu muncul, saya sudah menghubungi pelaksana proyek (MP) dan kepala tukang agar mempertimbangkan untukemasukkan tenaga kerja dari Desa setempat", tandas Kades Binohu.
Terkait Isyu yang mencatut partai politik, dengan tegas Kades mengatakan kalau hal itu tidak benar, bahkan cuitan warga di medsos itu mengada-ada karena masalah pemberhentian pekerja tidak ada kaitan dengan parpol manapun sebagaimana yang dikabarkan baik media maupun cuitan medsos.
Namun, masih di hari dan tempat yang sama, kepala tukang sebut saja Om Kisi kepada media ini melalui jaringan telepon WhatsApp milik Kades menyampaikan keterangan yang berbeda dari penuturan Kades Binohu.
Kepala tukang justru membenarkan kalau pemberhentian pekerja bermula dari pemberitahuan pelaksana proyek inisial (MP).
"MP Kase tau saya, untuk memberhentikan dulu pekerja atas nama (T) karena dia pengurus Partai PKB", beber kepala tukang Om Kisi.
Lanjut dia, informasi tentang keterlibatan T pada partai politik tersebut diketahui MP dari temannya yangemberi tahu MP kalau T adalah pengurus Partai Politik.
"Yang saya ketahui, informasi keterlibatan T pada Parpol PKB itu dari temannya, entah siapa itu saya tidak tau", tambahnya lagi.
Dari fakta keterangan Kades dan kepala tukang diatas tentunya publik akan bisa mengambil suatu kesimpulan secara sepihak yang mana pekerja T adalah korban dari perbuatan yang sangat tidak berdasar bahkan Kepala Desa cenderung melakukan tindakan pembelaan kepada (MP) sehingga seakan-akan (MP) tidak pernah mengatakan hal tersebut kepada kepala tukang.
Hingga berita ini terbit, belum ada titik temu antara MP, Kepala tukang, Pekerja dan Kades. Pihak pekerja yang diberhentikan berharap agar kejadian yang menimpa dirinya tidak terulang kembali di masa yang akan datang karena menurut T politik itu hanya sesaat, hubungan sesama manusia itu selamanya hingga akhir hayat. (Red)
0Komentar