Luwuk - Menteri Dalam Negeri RI Muhammad Tito Karnavian kembali berkunjung di Kabupaten Banggai, menghadiri undangan Bupati Banggai dalam kegiatan panen raya di Desa Mantawa, Kecamatan Toili Barat, Kamis (1/6/2023).
Tiba di lokasi panen raya pada pukul 14.00 WITA, Mendagri didampingi Bupati Banggai Amirudin, Wakil Bupati Furqanuddin Masulili, Kepala Dinas TPHP Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Dinas TPHP Banggai, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Wakil Ketua 1 DPRD Banggai, dan sejumlah pejabat Forkopimda, melakukan panen padi secara simbolis yang di saksikan oleh para petani dan masyarakat setempat.
Mendagri menyampaikan ungkapan terima kasih kepada para petani dan Pemkab Banggai atas terlaksananya panen padi di Desa Mantawa, Toili Barat.
"Saya berterima kasih dengan adanya panen ini. Ini menandakan bahwa kita memiliki kemampuan untuk memproduksi dan ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan di Banggai bahkan daerah sekitarnya. Ini juga akan bisa menjaga supaya kenaikan harga barang tidak terjadi secara drastis, kita bisa menjaga stabilitas harga barang dan jasa," ujar Mendagri.
Mendagri menjelaskan, pemerintah pusat sangat menaruh perhatian terhadap pengendalian inflasi di seluruh wilayah di Indonesia.
"Dan memang saya ditugaskan oleh bapak presiden untuk mengendalikan inflasi yang ada di daerah-daerah. Kita tahu bahwa di negara-negara lain, akibat pandemi Covid-19, ekonomi melamban, keuangan banyak negara terdampak, ditambah lagi perang Rusia-Ukraina," kata Mendagri.
Di tengah situasi yang tidak menentu itu, Mendagri mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi di Indonesia justru mampu dikendalikan.
"Inflasi kita terjaga di angka 4,3 persen. Kalau di bawah 10 persen, artinya masih relatif terkendali. Di bawah 5 persen, stabil," kata Mendagri.
Pada kesempatan itu, Bupati Amirudin menyampaikan permasalahan terkait ketersedian pupuk yang kurang memadai dan kerap dikeluhkan oleh para petani.
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, Bupati Amirudin ingin memanfaatkan amonia hasil produksi industri gas alam dengan membangun pabrik pupuk di Kabupaten Banggai.
"Bahkan target saya ketika awal-awal jadi bupati, saya ingin 10 ton (produksi padi) per hektare, tetapi sampai saat ini belum dapat tercapai karena terkendala ketersediaan pupuk. Kabupaten Banggai termasuk penghasil amonia terbesar, oleh sebab itu, mudah-mudahan dengan dorongan bapak menteri, amonia yang ada ini bisa dibuat pabrik pupuk," kata Bupati Banggai.
Merespons niatan tersebut, Mendagri berjanji akan memfasilitasi. Bupati Amirudin diminta untuk menyiapkan konsep dan data-data pendukung yang nantinya akan dipresentasikan di kementerian terkait.
"Nanti kita undang semua (menteri terkait) supaya mereka diyakinkan bahwa kalau dibangun, (pabrik) pupuk itu akan menguntungkan negara, menguntungkan rakyat," kata Mendagri.
Selain itu, sebagai daerah penghasil migas, Bupati juga melaporkan bahwa jumlah sambungan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di Banggai masih minim. Sampai saat ini, jaringan yang terpasang di rumah-rumah warga baru sekitar 10.500 rumah tangga.
"Kita mengusulkan ke Kementerian ESDM untuk menambah 40.000 rumah tangga, sehingga sampai masyarakat perkotaan bisa mendapatkan gas. Kalau ini bisa kita dapatkan, Insyaallah kita tidak akan ketergantungan dengan elpiji, karena sampai saat ini elpiji kita masih impor," terang Bupati Banggai.
Mendagri pun menyambut positif rencana tersebut. "Ini harus kita suarakan, dan akan saya suarakan nanti. Dan kalau seandainya nggak tembus, bila perlu saya akan menghadap bapak presiden," kata Mendagri. (red)
Sumber : Tim Liputan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banggai
0Komentar