Balut - Pelabuhan Fery Banggai Laut (Balut) Sulawesi tengah pada pelayanan jasa transportasi Banggai dan daerah pulau Taliabo (Bobong) Maluku Utara sudah dibangun pemerintah.
Ironisnya, ada bangunan yang tidak di fungsikan dan tanpa adanya lampu penerangan, alhasil keberadaan Bangunan itu hanya sia sia alias Mubazir.
Atas kondisi tersebut, Pihak Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP - K-P-K) Irwan Lamarisi menyoroti.
"Jelas ini seharusnya di fungsikan Bangunan Kantor dan Ruang tunggu suda ada tersedia akan tetapi tidak di fungsikan", ucap Irwan.
Salah satu Aktivis, Banggai Laut, sebut saja Aco dengan ucapan yang sama juga menyoroti keberadaan lampu penerangan di areal bangunan yang tidak ada, apalagi jalqn yang menuju ke sandaran kapal feri yang menurut Aco gelap gulita.
"Pelabuhan disini gelap gulita, waktu itu saya hendak naik kapal Fery yang bertolak menujuh Luwuk Banggai pada jumat pada pukul 21:00,Wita", terang Aco.
Aco juga menyentil keberadaan ruang tunggu yang tidak berfungsi
"itu fungsi ruang tunggu adalah untuk keperluan para penumpang sehingga mereka bisa istraha sejenak, kenapa tidak difungsikan !?" pungkasnya.
Dari Hasil konfimasi awak media ini kepada salah satu petugas pelabuhan fery yang enggan di sebut namanya, membenarkan hal itu.
"Kami sebagai petugas di pelabuhan tidak mempunyai ruangan setelah kapal fery berangkat terpaksa kami harus, kembali ke rumah masing-masing", bebernya.
Melalui media ini (10/6/2023) Irwan selaku ketua Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan Keadilan mengaskan kalau petugas harusnya berkantor.
"Mereka harus berkantor sesuai jam kantor", tegasnya.
Tambahnya lagi, Sulitnya lagi masalah jamban (Wc ) tidak ada terpaksa penumpang harus numpang di rumah warga terdekat jika ingin buang air besar dan kecil.
Irwan pun menyoroti petugas pelabuhan yang terpaksa berkantor di rumah masing-masing, jadi Bangunan yang terletak di kawasan pelabuhan itu sebenarnya di peruntukan bagi petugas dan ruang tunggu akan tetapi tidak di fungsikan alias mubasir. Oleh Irwan dikatakan bahwa kondisi itu di era koordinar Subandrio yang baru saja pensiun bulan April 2023.
"Semoga saja dengan adanya koordinator pelabuhan yang baru, kondisi tersebut bisa teratasi baik ruang tunggu penumpang, lampu penerangan maupun Wc untuk kebutuhan penumpang di pelabuhan itu," tutup Irwan Lamarisi. (Yusnizar Mide/Kord. Investigasi)
0Komentar